Minggu, 30 November 2014

PEMANCAR AM

DRIVER & FET POWER RF AMP

VFO & VFO AMP

HOMEBREW TRAFO MODULASI

PEMANCAR FM

FGFF

Proyek ini adalah proyek masa lalu dijaman masih jadi kuliah tahun 94an yang suka ngoprek elektronik. Dari gaul di udara lewat pemancar FM akhirnya dapat skema pemancar FM 12 W dari teman on air (Juragane Mbako dari pwt yg suka Djarum 76), cukup simpel tapi dapat dipakai ngebrik sampai puluhan KM. Gambar skema lengkap versi protel Kebutuhan tegangan 12V/5A. Antena dapat memakai 1/2 dipole, ground plane, gamma match atau lainnya dengan kabel merek Belden impendans 50 ohm. Untuk pendingin transistor C1971 PCB dilubangi sehingga transistor langung di mounting ke box atau pendingin. Bodi transistor C1971 adalah emitor yang berhubungan dengan ground.
<a href="https://agustomank.files.wordpress.com/2010/07/pemancarfm12w.gif”><img src="https://agustomank.files.wordpress.com/2010/07/pemancarfm12w.gif" alt="" title="PemancarFM12W” width=”500″ height=”311″ class=”aligncenter size-full wp-image-260″ />
Dan inilah contoh setelah selesai :

Antena gamma match :
Antena gamma match merupakan antena 1/2 lamda dengan tambahan matching impedans yang lebih fleksibel pengaturannya (var kapasitor) dengan menggeser-geser lewat gamma match/roadnya. Jenis antena ini pernah saya rakit (th 1994) dan dipakai untuk pemancar FM dengan hasil bagus pada settingan impedans yang pas. Pengukuran SWR dapat stabil 1:1 cukup kecil. Sayang waktu itu belum ada dokumentasi fotonya Antena saya pasang vertikal hanya drivennya saja di dalam kamar setinggi 170 cm dengan kabel belden RG 58 dapat mencapai paling tidak -+5 Km (dari wirobrajan Gg. Gatotkoco sampai sekitar alun-alun kraton YK) apa lagi jika dipasang diluar rumah dan pada ketinggian cukup tinggi.




Gambar di bawah ini sekema Pemancar FM dengan tabung :

TRANSISTOR YANG SERING DIGUNAKAN DI PEMANCAR FM

Yang sebelah kiri yg asli (model baru) dengan body lebih besar dengan tulisan yg cukup jelas dan rapi coba bandingkan dengan transistor asli keluaran lama dengan body kecil dan kaki tengah lebih besar di sebalah kanannya.
SKEMA PEMANCAR FM TRANSISTOR :
<a href="https://agustomank.files.wordpress.com/2010/07/pemancar-fm-broadcash.jpg”><imghttps://agustomank.files.wordpress.com/2010/07/pemancar-fm-broadcash.jpg” alt=”” title=”PEMANCAR FM BROADCASH” width=”500″ height=”223″ class=”aligncenter size-full wp-image-272″ />
SKEMA PEMANCAR FM TRANSISTOR SEDERHANA JANGKAUAN JAUH

Untuk keterangan lebih lanjut bisa di lihat di http://guru.technosains.com/FM-Breaker.htm

BOSTER 50 WATT PEMACAR FM :
Skema Rangkaian :

Skema PCB Rangkaian Boster FM 50 Watt :

Daftar Komponen :
TR1 ………………. SC1971.
TR2 ………………. SC1964.
C1, 4 ……………… 8 pF ( kondensator trimmer batu ).
C2, 5 . ……………..10 pF ( Kondensator trimmer batu).
C7, 8 ……………….20 pF ( Kondensator trimmer batu).
C3, 6 ……………… 2200 mF/50 V.
L1, 4, 7 …………. Diameter kawat 2mm
Diameter inti udara 8mm .
Jumlah lilitan= 3 lilit.
L2, 5 …………… Diameter kawat 2mm
Diameter inti udara 8mm
Jumlah lilitan= 9 lilit .
R1, 2 …………….. 100 ohm / 2 watt.
L3, 6 …………….. Diameter kawat 0,4mm
*.Catatan : Untuk R1, 2 dan L3, 6 dililitkan bersama .
Cara merakitnya :
1. Kamu beli papan PCB polos di toko elektronik, lalu kamu lukis menggunakan spidol hitam hitam sesuai dengan gambar di atas kemudian rendam pada larutan feriClorida .Tunggu sampai
bagian yang tidak terkena spidol hilang .
1. Kamu beli papan PCB polos di toko elektronik, lalu kamu lukis menggunakan spidol hitam hitam sesuai dengan gambar di atas kemudian rendam pada larutan feriClorida .Tunggu sampai
bagian yang tidak terkena spidol hilang .
2. Setelah papan PCB sudah jadi, bersikan sisa tinta spidol dengan menggunakan kertas amplas halus kemudiaan libangilah pada bagian transistor( TR1, 2 ) membentuk kotak sesuai dengan bentuk transistor itu agar bisa menempel pada plat pendingin .
3. Pasanglah komponen-komponen pada tempatnya sesuai dengan gambar di atas, ingat kaki transistor jangan sampai terbalik .
4. Setelah semua komponen telah terpasang, sambungkan output dari pemancar 5 watt ke input Booster .
5. Di bagian output Booster, kamu pasang Dummy Load sebagai pengganti antena sekaligus untuk mengukur besaran daya keluaran dari Booster yang telah kamu rakit .
6. Sambungkan juga kabel tegangan DC 12V pada Booster, ingan jangan sampai terbalik kabel(+)
dan (-) nya .
7. Untuk mengoptimalkan daya keluaran pada booster, lakukan penyetelan dengan mentrim kondensator trimmer (C1, 2, 4, 5, 7, 8 ) dan merenggangkan Lilitan( L1, 4, 7 ) sampai kamu mendapat daya keluaran yang maksimal .
8. Bila Daya keluran Booster sudah maksimal, kamu bisa mencobanya dengan menyambungkan ke Antena Pemancar FM .
9. Untuk mengetahui kekuatan modulasi dan mengatur ketepatan antena, gunakan SWR Meter .
10. Untuk kabel antena gunakan kabel koaksial RG 58 atau RG 8 yang berimpedansi 50 ohm .
Sumber : http://rahmattehnik.blogspot.com/2010/06/cara-merakit-booster-pemancar-fm-50watt.html
Untuk membuat booster pemancar FM ini bisa kamu lihat juga di http://encepnurdinbogor.wordpress.com/2012/04/01/boster-2sc1971-dengan-driver-2sc2053/
PEMANCAR FM TANPA TRIMER :

Skema di atas merupakan pemancar FM tanpa trimer dengan osc memakai bekas pemancar ronica karena di beberapa daerah sulit menemukan trimer walaupun ada harus mencari dari barang elektronik tak terpakai. Apabila mengalami kesulitan dalam membuat osc colpit yg memakai IF bisa menggunakan FM Tuner yg biasa di gunakan untuk membuat radio penerima FM (skema dibawah)
pemancar fm tanpa trimer osc tuner fm
Tata letak Basis, colektor dan emitor pada kaki transistor:
tata letak kaki 2c2053
tr 2SC930
PEMANCAR FM DENGAN TUNER BLOK BISA KAMU KUNJUNGI http://karyasolderanku.blogspot.com/2012/01/pemancar-fm-dari-tuner-blok-nongol-lagi.html
PEMANCAR FM RONICA/SATURN (SUDAH BENTUK KIT DI PASARAN)



Modifikasi dari rangkaian Pemancar FM yang ada di pasaran (tipe S-083 dari Saturn). Rangkaian S-083 hanya menghasilkan daya kurang lebih 1 Watt. Dengan sedikit modifikasi, penyederhanaan dan penambahan booster akan didapatkan daya akhir 12 Watt. Rangkaian S-083 terdiri atas 3 bagian, yaknik bagian osilator, Penyangga tingkat pertama (Buffer 1) dan Penyangga tingkat kedua (buffer 2), lihat di Gambar 4 (Komponen yang diberi tanda * adalah bagian yang dimodifikasi )..
Setelah dicoba, osilator S-083 hasilnya cukup memuaskan, selain stabil osilator tersebut menghasilkan sinyal yang kuat. Karena itu bagian osilator dipakai tanpa modifikasi. Transistor di Tingkat penyangga pertama (Buffer 1) yang semula menggunakan C2053, diganti dengan transistor C930, tipe dengan harga yang jauh lebih murah dan mudah diperoleh dipasaran. Untuk keperluan itu nilai R6 diganti menjadi 10K, untuk memberi bias yang sesuai bagi transistor C930.
Kapasitor 33pF pada kaki kolektor transistor penyangga diganti dengan trimmer C8 bernilai 5-60pF untuk mempermudah penalaan. Transistor di Tingkat penyangga kedua (Buffer 2) yang semula C710 diganti pula dengan C930, dan kapastor pada kolektornya juga diganti dengan trimmer C11 bernilai 5-60 pF. Pada keluaran tingkat kedua diberi tambahan induktor dan kapasitor yang berfungsi sebagai penyesuai impedansi, sehingga Impedansi keluaran dari penyangga tingkat akhir yang kurang lebih 380 Ohm dirubah menjadi 50 Ohm.

Skema rangkaian Exciter
Saat merakit sebaiknya jangan tergesa-gesa dengan mengerjakan langsung secara keseluruhan, tapi kerjakan tiap bagian agar adanya kesalahan dapat diketahui lebih awal.
Bagian pertama yang dikerjakan adalah osilator, setelah selesai dirakit dapat langsung dicoba, dengan cara menyalakan radio FM pada gelombang yang kosong dan atur volume radio sehingga suara desis terdengar jelas (akan lebih mudah jika dipakai radio yang mempunyai indikator tuning). Putar inti dari koker (L1) kekanan sampai maksimal. (Dengan memutar koker kekanan frekuensi yang dihasilkan osilator makin rendah.) Ny
alakan pemancar FM, putar inti koker kekiri sampai desis pada radio FM hilang atau sampai indikator tuning menyala. Jika didapatkan sinyal yang kuat dan stabil, osilator dari pemancar ini telah bekerja dengan baik.
Bagian selanjutnya dapat mulai dirakit, setelah selesai dirakit, hubungkan rangkaian exciter (Gambar 4) seperti diagram Gambar 5. Nyalakan catu daya dan putar kedua trimmer (C8 dan C11) pada penyangga secara bergantian sampai didapatkan daya paling besar dan SWR paling kecil. Kalau rangkaian exciter bekerja dengan baik, akan didapatkan daya kurang lebih 0,25 Watt.
Sampai tahap ini exciter sudah siap pakai. Untuk mendapatkan daya yang lebih besar lagi dapat dapat ditambahkan rangkaian booster 12 Watt, sehingga akan jarak jangkauan pancaran meningkat sampai 7 kali lipat.

Skema rangkaian booster
Rangkaian booster 12 Watt pada Gambar 6, terdiri dari dua tingkat penguat transistor yang masing-masing bekerja pada kelas C, masomg-masing input dan output penguat transistor ini diberi rangkaian penyesuai impedansi.
Penguatan tingkat pertama memakai transistor C1970. Rangkaian Penguatan ini mempunyai penguatan daya 9,2dB (8 kali), sehingga dari exciter berdaya 0,25 W seharusnya bisa dihasilkan daya 2 W. Pada kenyataannya dari keluaran penguatan tingkat pertama ini hanya menghasilkan daya 1,75 Watt, hal ini disebabkan adanya kerugian dari rangkaian matching network.
Penguatan tingkat kedua memakai transistor C1971. Rangkaian Penguat ini mempunyai penguatan daya 10dB (10 kali). Sehingga daya dari tingkat pertama yang 1,75 W bisa diperkuat menjadi 17,5 W. Pada kenyataannya daya dari penguatan tin
gkat kedua hanya mencapai 12,5 Watt. Hal ini disebabkan adanya kerugian dari rangkaian matching network dan keterbatasan dari transistor C1971.
Karena panas yang dihasilkan kedua transistor cukup besar maka jangan lupa memasang pendinginan yang cukup.
Setelah booster selesai dirangkai selanjutnya booster dapat dicoba dan ditala, dengan merangkai exciter, booster, SWR & Power Meter dan Dummy Load seperti Gambar 7. Sebelum catu daya dinyalakan, semua trimmer pada booster diputar pada posisi tengah. Pastikan catu daya yang dipakai dapat memberikan arus lebih dari 3 Ampere. A
mati power meter. Power meter seharusnya menunjukkan daya beberapa watt. Putar trimmer pada booster dimulai dari bagian input sampai didapatkan daya paling besar. Ulangi beberapa kali. Seharusnya akan didapatkan daya sampai 12W.
Dari pengukuran didapatkan kebutuhan arus adalah 2,2 Ampere dan daya maksimal yang dapat dicapai adalah 12,5 Watt. Daya yang terlalu besar tentu saja akan memperpendek umur transistor tingkat akhir. Untuk itu disarankan untuk menurunkan daya keluaran dengan menurunkan tegangan supply menjadi 12 Volt.
Sumber : http://elektronika.web.id
Membuat pemancar FM menggunakan Tuner Radio FM ada di http://karyasolderanku.blogspot.com/2011/04/buat-pemancar-fm-dari-tuner-blok.html
Dan untuk modifikasi pemacar FM saturn/ronica bisa klik disini.
PEMANCAR FM STEREO 3 WATT
PCB TATA LETAK KOMPONEN PEMANCAR FM STEREO

PCB PEMANCAR FM STEREO

SUMBER : http://karyasolderanku.blogspot.com
PEMANCAR TABUNG 45 WATT SIMPEL

R1 = 15KW/2W
R2 = 1KW/10W
R3 = 1KW/10W (for biggest force in the exit you replace with short-circuit).
C1 = 50pF trimmer
C2 = 30pF trimmer
C3 = 22pF/4KV
C4, c6, c9 = 10nF/1KV
C5, c7 = 1nF/1KV
C8 = 100mF+100mF/450V (Double electrolytic)
C9, c10 = 10nF
RFC1, rfc2, rfc3 air Inductors: 15 coils diameter 8mm, from wire 1mm.
T1 = Transformer 220V/6V-1A
T2 = Transformer of configuration with being first 4 or 8W
T3 = Inductor with core ferrite (externally it resembles with small transformer but has a turn only).
D1 = BY127 rectifier
Lamp = 807 SYLV USA or EL34 or equivalent
ANTENNA = Simple dipole L/2. (L= wave length)
S1 = Main switch of catering.
S2 = Switch of catering of rise (him we close after zestacej’ the thread).
Sumber : english.cxem.net
SKEMA PEMANCAR FM DENGAN TUNER RADIO UNTUK NGEBREAK
<a href="https://agustomank.files.wordpress.com/2010/07/skpemancarfmtuner2-untuk-ngebrik.jpg”><imghttps://agustomank.files.wordpress.com/2010/07/skpemancarfmtuner2-untuk-ngebrik.jpg&quot; alt="" title="skpemancarfmtuner2 untuk ngebrik" width="510" height="243" class="aligncenter size-full wp-image-788″ />
UNTUK LEBIH JELASNYA BISA LIHAT DI : http://solopox.com/category/elektronika/radio/
SKEMA RADIO PENERIMA FM 3 VOLT DENGAN TUNER
Rangkaian 3 Volt Penerima Radio FM Tunner
mini tuner
Untuk rincianya kamu bisa baca blog http://elektronikanalog.blogspot.com/2013/03/radio-penerima-fm-portable-la1260.html
TX FM UNTUK NGEBRIK
TX FM UNTUK NGEBRIK
77-88-FM-Transmitter
TRANSISTOR MURAH UNTUK FINAL TX FM
2SC1306
2sc1307
1162
2sc_1173
2078
10155149_682209381815661_4625982520722795183_n
bom_bd139
booster fm tr bd 139
MODIFIKASI TUNER FM KE FREKUENSI BAWAH UNTUK NGEBRIK bisa kamu kunjungi url dibawah ini : http://riobigcool.blogspot.com/2011/05/modifikasi-tuner-fm-ke-frekuensi-bawah.html

PEMANCAR FM SEDERHANA
PEMANCAR FM 5 W FINAL C2053
Skema rajawali 7w
ALAT TEST SIGNAL SEDERHANA

ALAT PENGUKUR SIGNAL SEDERHANA
TEST RF SIGNAL
RF BOOSTER FM SIMPEL
BOOSTER FM SIMPEL TANPA TRIMER
TRANSISTOR BISA KAMU GANTI2 BISA PAKAI YG ALTERNATIF DAN MURAH SEPERTI GAMBAR DI ATAS ATAU PAKAI BD 139, SC 1162 DLL SILAHKAN DI COBA DAN EKSPERIMEN SENDIRI
PEMANCAR FM DENGAN FINAL BD 139
tx fn dengan final BD
10377630_292690167558337_6669079373911591688_n
10269624_292991144194906_1678329421773854383_n
PEMANCAR FM STABIL
scan0006
BOOSTER TX FM STABIL
scan0001

Kamis, 21 Maret 2013

Dasar Elektronika

1. RESISTOR / HAMBATAN / WERSTAND  (R)
Pada dasarnya, resistor hanya ada dua macam, yakni resistor tetap (fixed resistor) dan resistor tidak tetap (variable resistor).

Resistor
Resistor Tetap (Fixed Resistor):
1. Resistor Kawat
2. Resistor Batang Karbon
3. Resistor Keramik atau Porselin
4. Resistor Film Karbon
5. Resistor Film Metal
Resistor Tidak Tetap (Variable Resistor):
1. Potensiometer
2. Potensiometer Geser
3. Trimpot
4. NTC dan PTC
5. LDR

Untuk resistor tetap, ciri - cirinya adalah nilai resistansinya tidak dapat diubah - ubah karena pabrik pembuatnya telah menentukan nilai tetap dari resistor tersebut. Sedangkan, untuk variable resistor, ciri - cirinya adalah nilai resistansinya dapat berubah-ubah, bisa jadi dirubah dengan sengaja atau berubah sendiri karena pengaruh lingkungan. Dengan demikian, sebagian resistor variabel dapat kita tentukan besar resistansinya.

Macam - macam resistor tetap (fixed resistor):

1. Resistor Kawat
Resistor kawat adalah jenis resistor generasi pertama yang lahir pada saat rangkaian elektronika masih menggunakan tabung hampa (vacuum tube). Bentuknya bervariasi dan memiliki ukuran yang cukup besar. Resistor kawat ini biasanya banyak dipergunakan dalam rangkaian power karena memiliki resistansi yang tinggi dan tahan terhadap panas yang tinggi. Jenis lainnya yang masih dipakai sampai sekarang adalah jenis resistor dengan lilitan kawat yang dililitkan pada bahan keramik, kemudian dilapisi dengan bahan semen. Rating daya yang tersedia untuk resistor jenis ini adalah dalam ukuran 1 watt, 2 watt, 5 watt, dan 10 watt. Ilustrasi dari resistor kawat dapat dilihat pada gambar di samping.
2. Resistor Batang Karbon (Arang)
Pada awalnya, resistor ini dibuat dari bahan karbon kasar yang diberi lilitan kawat yang kemudian diberi tanda dengan kode warna berbentuk gelang dan pembacaannya dapat dilihat pada tabel kode warna. Jenis resistor ini juga merupakan jenis resistor generasi awal setelah adanya resistor kawat. Sekarang sudah jarang untuk dipakai pada rangkaian – rangkaian elektronika. Bentuk dari resistor jenis ini dapat dilihat pada gambar di samping.
3. Resistor Keramik atau Porselin
Dengan adanya perkembangan teknologi di bidang elektronika, saat ini telah dikembangkan jenis resistor yang terbuat dari bahan keramik atau porselin. Kemudian, dengan perkembangan yang ada, telah dibuat jenis resistor keramik yang dilapisi dengan kaca tipis. Jenis resistor ini telah banyak digunakan dalam rangkaian elektronika saat ini karena bentuk fisiknya kecil dan memiliki resistansi yang tinggi. Resistor ini memiliki rating daya sebesar 1/4 watt, 1/2 watt, 1 watt, dan 2 watt. Bentuk dari resistor ini dapat dilihat pada gambar di samping.
4. Resistor Film Karbon
Resistor film karbon ini adalah resistor hasil pengembangan dari resistor batang karbon. Sejalan dengan perkembangan teknologi, para produsen komponen elektronika telah memunculkan jenis resistor yang dibuat dari bahan karbon dan dilapisi dengan bahan film yang berfungsi sebagai pelindung terhadap pengaruh luar. Nilai resistansinya dicantumkan dalam bentuk kode warna. Resistor ini juga sudah banyak digunakan dalam berbagai rangkaian elektronika karena bentuk fisiknya kecil dan memiliki resistansi yang tinggi. Namun, untuk masalah ukuran fisik, resistor ini masih kalah jika dibandingkan dengan resistor keramik. Resistor ini memiliki rating daya sebesar 1/4 watt, 1/2 watt, 1 watt, dan 2 watt. Bentuk dari resistor ini dapat dilihat pada gambar di samping.
5. Resistor Film Metal
Resistor film metal dibuat dengan bentuk hampir menyerupai resistor film karbon. Resistor tahan terhadap perubahan temperatur. Resistor ini juga memiliki tingkat kepresisian yang tinggi karena nilai toleransi yang tercantum pada resistor ini sangatlah kecil, biasanya sekitar 1% atau 5%. Jika dibandingkan dengan resistor film karbon, resistor film metal ini memiliki tingkat kepresisian yang lebih tinggi dibandingkan dengan resistor film karbon karena resistor film metal ini memiliki 5 buah gelang warna, bahkan ada yang 6 buah gelang warna. Sedangkan, resistor film karbon hanya memiliki 4 buah gelang warna. Resistor film metal ini sangat cocok digunakan dalam rangkaian – rangkaian yang memerlukan tingkat ketelitian yang tinggi, seperti alat ukur. Resistor ini memiliki rating daya sebesar 1/4 watt, 1/2 watt, 1 watt, dan 2 watt. Bentuk dari resistor ini dapat dilihat pada gambar di samping.

Macam - macam resistor variabel (variable resistor):
1. Potensiometer
Potensiometer merupakan variable resistor yang paling sering digunakan. Pada umumnya, potensiometer terbuat dari kawat atau karbon. Potensiometer yang terbuat dari kawat merupakan potensiometer yang telah lama lahir pada generasi pertama pada waktu rangkaian elektronika masih menggunakan tabung hampa (vacuum tube). Potensiometer dari kawat ini memiliki bentuk yang cukup besar, sehingga saat ini sudah jarang ada yang memakai potensiometer seperti ini. Pada saat ini, potensiometer lebih banyak terbuat dari bahan karbon. Ukurannya pun lebih kecil, namun dengan resistansi yang besar. Gambar di samping adalah potensiometer yang terbuat dari bahan karbon. Pada umumnya, perubahan resistansi pada potensiometer terbagi menjadi 2, yakni linier dan logaritmik. Yang dimaksud dengan perubahan secara linier adalah perubahan nilai resistansinya sebanding dengan arah putaran pengaturnya. Sedangkan, yang dimaksud dengan perubahan secara logaritmik adalah perubahan nilai resistansinya berdasarkan perhitungan logaritmik. Pada umumnya, potensiometer logaritmik memiliki perubahan resistansi yang cukup unik karena nilai maksimal dari resistansi diperoleh ketika kita telah melakaukan setengah kali putaran pada pengaturnya. Sedangkan, nilai minimal diperoleh saat pengaturnya berada pada titik nol atau titik maksimal putaran. Untuk dapat mengetahui apakah potensiometer tersebut linier atau logaritmik, dapat dilihat huruf yang tertera di bagian belakang badannya. Jika tertera huruf B, maka potensiometer tersebut logaritmik. Jika huruf A, maka potensiometer linier. Pada umumnya, nilai resistansi juga tertera pada bagian depan badannya. Nilai yang tertera tersebut merupakan nilai resistansi maksimal dari potensiometer.
2. Potensiometer Geser
Potensiometer geser merupakan kembaran dari potensiometer yang telah dibahas di atas. Perbedaannya adalah cara mengubah nilai resistansinya. Pada potensiometer yang telah dibahas di atas, cara mengubah nilai resistansinya adalah dengan cara memutar gagang yang muncul keluar. Sedangkan, untuk potensiometer geser, cara mengubah nilai resistansinya adalah dengan cara menggeser gagang yang muncul keluar. Bentuk dari potensiometer geser dapat dilihat pada gambar di samping. Pada umumnya, bahan yang digunakan untuk membuat potensiometer ini adalah karbon. Adapula yang terbuat dari kawat, namun saat ini sudah jarang digunakan karena ukurannya yang besar. Pada potensiometer geser ini, perubahan nilai resistansinya hanyalah perubahan secara linier. Bentuk potensiometer geser dapat dilihat pada gambar di atas dengan komponen yang ditengah.
3. Trimpot
Trimpot adalah kependekan dari Tripotensiometer. Sifat dan karakteristik dari trimpot tidak jauh beda dengan potensiometer. Hanya saja, trimpot ini memiliki ukuran yang jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan potensiometer. Perubahan nilai resistansinya juga dibagi menjadi 2, yakni linier dan logaritmik. Huruf B yang tertera pada trimpot menyatakan perubahan nilai resistansinya secara logaritmik, sedangkan huruf A untuk perubahan secara linier. Untuk mengubah nilai resistansinya, kita dapat memutar lubang tengah pada badan trimpot dengan menggunakan obeng. Bentuk trimpot dapat dilihat pada gambar di samping.
4. NTC dan PTC
NTC (Negative Temperature Coefficient) dan PTC (Positive Temperature Coefficient) merupakan resistor yang nilai resistansinya berubah jika terjadi perubahan temperatur di sekelilingnya. Untuk NTC, nilai resistansi akan naik jika temperatur sekelilingnya turun. Sedangkan, nilai resistansi PTC akan naik jika temperatur sekelilingnya naik. Kedua komponen ini sering digunakan sebagai sensor untuk mengukur suhu atau temperatur daerah di sekelilingnya. Bentuk NTC dan PTC dapat dilihat pada gambar di samping.
5. LDR
LDR (Light Dependent Resistor) merupakan resistor yang nilai resistansinya berubah jika terjadi perubahan intensitas cahaya di daerah sekelilingnya. Pada prinsipnya, intensitas cahaya yang besar mampu mendorong elektron untuk menembus batas – batas pada LDR. Dengan demikian, nilai resistansi LDR akan naik jika intensitas cahaya yang diterimanya sedikit atau kondisi sekelilingnya gelap. Sedangkan, nilai resistansi LDR akan turun jika intensitas cahaya yang diterimanya banyak atau kondisi sekelilingnya terang. LDR sering digunakan sebagai sensor cahaya, khususnya sebagai sensor cahaya yang digunakan pada lampu taman. Bentuk LDR dapat dilihat pada gambar di atas.


Gb. Simbol Resistor





2. KAPASITOR / CONDENSATR (C) 

Seberapa seringkah kalian men-charge handphone..? atau pernahkah kalian melihat lampu flash dari kamera..?  Baterai handphone, lampu flash kamera adalah contoh penggunaan kapasitor dari kehidupan sehari-hari. Alat-alat elektronik yang ada seperti TV, komputer, Laptop menggunakan kapasitor sebagai komponen penyusunnya.
Pengertian Kapasitor
Kapasitor adalah komponen elektronika yang digunakan untuk menyimpan muatan listrik atau elektron, dan secara sederhana terdiri dari dua konduktor yang dipisahkan oleh bahan penyekat (bahan dielektrik) tiap konduktor di sebut keping. Kapasitor atau disebut juga kondensator adalah alat (komponen) listrik yang dibuat sedemikian rupa sehingga mampu menyimpan muatan listrik untuk sementara waktu. Pada prinsipnya sebuah kapasitor terdiri atas dua konduktor (lempeng logam) yang dipisahkan oleh bahan penyekat (isolator). Isolator penyekat ini sering disebut bahan (zat) dielektrik
Zat dielektrik yang digunakan untuk menyekat kedua penghantar dapat digunakan untuk membedakan jenis kapasitor. Beberapa kapasitor menggunakan bahan dielektrik berupa kertas, mika, plastik cairan dan lain sebagainya. Beberapa jenis kapasitor menurut bahan dielektiknya antara lain




Bentuk kapasitor

  1. kapasitor kertas (besar kapasitas 0,1 F)
  2. kapasitor elektrolit (besar kapasitas 105 pF)
  3. kapasitor variabel (besar kapasitas bisa di ubah-ubah dengan nilai kapasitas maksimum 500 pF)
Simbol Kapasitor
Kapasitor disimbolkan dengan


1. Variabel Condensator ( varco )
Kondensator ini dipakai untuk tuning atau mencari gelombang radio. Jenis ini mempunyai udara sebagai dielektrikum.Kapasitor variabel mempunyai pelat-pelat yang stasioner (stator) dan pelat-pelat yang digerakkan (rotor ), biasanya terbuat dari alumunium. Dengan memutar tombol, luas plat yang berhadapan dapat diatur sehingga kapasitas kapasitor dapat diubah-obah. Dengan mengubah kapasitor frekuensi dapat distel.
2. Kapasitor Keramik
Kapasitor ini menpunyai dielektrikum keramik. Kapasitor ini mempunyai oksida logam dan dielektrikumnya terdiri atas campuran titanium-oksida dan oksida lain. Kekuatan dielektrikumnya tinggi dan mempunyai kapasitas besar sekali dalam ukuran kecil.
3. Kapasitor Kertas
Kapasitor ini mempunyai dielektrikum kertas dengan lapisan kertas setebal 0,05-0,02 mm antara dua lembar kertas alumunium.Kertasnya diresapi dengan minyak mineral untuk memperbesar kapasitas dan kekuatan dielektrikumnya.
4. Kapasitor Mika
Kapasitor ini mempunyai elektroida logam dan lapisan dielektrikum dari polysteryne mylar dan teflon setebal 0,0064 mm. Digunakan untuk koreksi faktor daya. Seperti uji visi nuklir
5. Electrolit Condensator( Elco )
Kapasitor ini mempunyai dielektrik oksida alumunium dan sebuah elektrolit sebagai elektroda negatif. Elektroda postif terbuat dari logam seperti alumunium dan tantalum tetapi sebuah elektroda negatif terbuat dari elektrolit. Tebal lapisan oksidanya adalah 0,0001. Dalam rangkaian elektronika sebagai perata denyut arus listrik.
Tabel Nilai Dielektrikum
Bahan Angka dieklektrikum
Hampa 1
Udara/gas lain 1
Air suling 80
Kertas farafin 2,2
Mika 5,5-7
Porselen 5,5
Tantalum 27
Olie paranol 4,5
Olie silikon 2,8
Teflon 20
Keramik 5-1000


3. DIODE / DIODA

Macam-macam Dioda
Ada berbagai macam jenis dioda yang masing-masing memiliki fungsi yang berbeda. Pemilihan jenis dioda disesuaikan dengan penggunaannya dalam rangkaian. Diantaranya adalah:

1. Dioda Rectifier/Dioda Penyearah
Dioda rectifier ini merupakan dioda standar yang biasa digunakan sebagai penyearah arus karena sifatnya yang meneruskan arus hanya satu arah saja. Dioda ini memiliki densitas yang lebih tinggi di area forward, dan memiliki dan ketahanan temperatur pemblokiran yang cukup tinggi. Dioda ini memiliki tegangan threshold yang rendah dan frekuensi cut-off yang tinggi. Dioda ini biasa digunakan untuk penyearah arus AC, dan membatasi tegangan dari power supply.

Simbol Dioda

2. Dioda Zener/ Zener Diode
Dioda Zener mirip dengan diode biasa hanya saja komposisi dopingnya diperbanyak, sehingga tegangan breakdown yang semula tinggi dapat diperoleh nilai yang rendah. Pemakaian dioda ini sebenarnya memanfaatkan sifat tegangan breakdown yang dimilikin dioda, dengan adanya karakteristik ini dioda akan mengalirkan arus jika sudah mencapai tegangan breakdown tertentu. Sifat ini dimanfaatkan untuk pengaturan tegangan atau regulator tegangan. Jika pada dioda biasa saat mencapai tegangan breakdown akan membuat dioda rusak, akan tetapi pada dioda zener, meskipun mencapai tegangan breakdown tapi tidak akan merusak dioda tersebut. Jadi pemasangan dioda ini dengan sengaja memberikan reverse bias pada dioda tersebut. Pemilihan dioda zener ini disesuaikan dengan tegangan breakdown yang dimilikinya seperti 5V, 12V, dll.

Simbol Dioda Zener
Gambar Dioda Zener 
Pemasangan Dioda Zener
3. Dioda Schottky/ Schottky Diode
Dioda ini terdiri dari sambungan p-n dengan lapisan metal, yang dioksidasi pada doping silikon lapisan n. Lapisan metal ini bisa berupa alumunium atau nickel. Pada saat threshold tegangannya 0,3 volt. Pada dioda ini tidak terdapat kapasitas difusi karena tidak ada karier yang berdifusi.
Konstruksi Dioda Schottky 
Karena tidak ada carier yang berdifusi membuat respon dioda ini sangat cepat dalam orde nanosecond untuk berganti kondisi dari mengalirkan arus ke tidak ada arus, sehingga banyak digunakan pada rangkaian-rangkaian yang membutuhkan respon berkecepatan tinggi. Kekurangan dioda ini adalah tidak baik untuk reverse bias.
Simbol Dioda Schottky 
Macam-macam dioda Schottky 
4. Dioda Tunnel/ Tunnel Diode
Dioda ini terbentuk dari sambungan p-n yang diberi doping dengan konsentrasi yang tinggi. Artinya di kedua bagian baik p atau n semua didoping dengan konsentrasi tinggi. Karena tingkat doping yang tinggi pada kedua bagian, maka hanya tersisa sedikit celah untuk mengalirkan elektron. Setelah cukup banyak elektron yang lewat pada dioda, arus yang melewati celah akan menurun sampai didapat arus normal pada tegangan threshold. Dioda ini biasa digunakan untuk rangkaian dengan frekuensi yang cukup tinggi sekitar (100GHz). Contoh pemakaian dioda tunnel ini adalah pada Microwave dan Lemari Es.
Simbol Dioda Tunnel
Bentuk Dioda Tunnel
5. Light Emitting Diode (LED)
Light Emitting Diode (LED) merupakan jenis dioda yang dapat memancarkan cahaya apabila mendapat panjar maju (forward bias). Cahaya yang dihasilkan LED berasal dari energi photon yang dipancarkan saat elektron bergabung hole. LED banyak digunakan sebagai lampu indikator pada peralatan, akan tetapi penggunaan LED semakin berkembang sebagai lampu ruangan, lampu lalu lintas, papan reklame, dll.



Bagian-bagian LED
Cahaya yang keluar dari LED merupakan energi yang terpancar dalam bentuk photon saat elektron bergabung dengan hole pada sisi positif. Panjang gelombang dan warna yang dipancarkan berbeda tergantung pada celah diantara sambungan p-n.
Gambar proses pemancaran cahaya pada LED
LED bekerja pada tegangan dan arus yang kecil sekitar 30mA sehingga membuatnya sangat hemat dalam hal pemakaian daya. Cahaya yang dihasilkan juga cukup terang. Untuk bacaan lebih lanjut tentang LED dapat dibaca disini.


6. Dioda Photo/ Photo Diode
Photo dioda merupakan jenis dioda yang dapat mendeteksi cahaya, photo dioda dapat mengubah cahaya menjadi arus atau tegangan tergantung dari mode pemakaiannya. Photo dioda ini terbentuk dari sambungan p-n dengan struktur PIN, dimana diantara bagian p dan bagian n diisi dengan semikonduktor intrinsic tipe i, jadi saat ada energi photon dengan intensitas yang mencukupi, maka akan terjadi efek photoelektrik. Photodioda memiliki 2 mode pemakaian yaitu mode photovoltaic yang menghasilkan tegangan (contoh solar sel), dan mode photokonduktif yang akan mengalirkan arus jika terkena cahaya, mode ini biasanya di reverse bisa karena akan sangat mengurangi waktu respon akan tetapi mode ini meningkatkan noise.

Simbol Photodiode

Bermacam bentuk photodiode

Pemakaian photodioda banyak pada aplikasi detektor cahaya dan solar sel.

7. Dioda Varicap/ Dioda Varactor
Dioda jenis ini merupakan yang digunakan sebagai kapasitor yang terkontrol oleh tegangan. Sebagai kapasitor, dioda ini mampu untuk memfilter frekuensi sehingga banyak digunakan pada rangkaian tunner televisi karena cepat mengunci frekuensi tertentu. Pemasangan dioda ini secara reverse bias agar terbentuk kapasitansi diantara kaki dioda ini.

Simbol Dioda Varicap/Varactor

Bermacam bentuk dioda varicap
8. Silicon Controlled Rectifier (SCR)
Merupakan semikonduktor jenis dioda yang memiliki 3 kaki, dimana kaki tersebut adalah Anoda, Katoda, dan Gate. Kaki gate merupakan kaki pemicu, dimana jika ada sinyal trigger di kaki Gate maka SCR akan mengalirkan arus dari Anoda ke Katoda.
SCR pada arus DC
 Jika pada kaki Anoda dan Katoda diberi sumber DC dengan forward bias, maka SCR belum akan mengalirkan arus. Setelah ada tegangan antara Gate dengan Katoda yang besarnya memenuhi tegangan thresholdnya maka SCR akan dalam kondisi "ON". Kondisi ini akan bertahan meskipun sinyal dari kaki Gate dilepas. SCR baru akan dalam kondisi "OFF" jika arus dari Anoda diputus.

SCR pada arus AC
Jika SCR pada arus AC maka yang hanya separuh siklus saja yang dialirkan karena pada siklus positif maka ada aliran arus dari anoda ke katoda, sedangkan saat separuh siklus negatif maka SCR di reverse bias sehingga arus tidak mengalir.

Simbol SCR
Gambar bermacam bentuk SCR


4. TRANSISTOR

Contoh tipe-tipe transistor
Transistor merupakan komponen penting yang dipakai dalam barang-barang elektronika seperti TV, radio, komputer, dll. Transistor adalah alat semikonduktor yang berfungsi sebagai penguat, sebagai sirkuit pemutus dan penyambung (switching), stabilisasi tegangan, modulasi sinyal atau sebagai fungsi lainnya. Transistor dapat berfungsi semacam kran listrik, dimana berdasarkan arus inputnya (BJT) atau tegangan inputnya (FET), memungkinkan pengaliran listrik yang sangat akurat dari sirkuit sumber listriknya. Pada dasarnya transistor adalah dua dioda yang dipertemukan, sehingga cara mengujinya juga hampir sama dengan menguji dioda.

Secara umum, transistor memiliki 3 terminal. Tegangan atau arus yang dipasang di satu terminalnya mengatur arus yang lebih besar yang melalui 2 terminal lainnya. Transistor adalah komponen yang sangat penting dalam dunia elektronik modern. Dalam rangkaian analog, transistor digunakan dalam amplifier (penguat). Rangkaian analog melingkupi pengeras suara, sumber listrik stabil, dan penguat sinyal radio. Dalam rangkaian-rangkaian digital, transistor digunakan sebagai saklar berkecepatan tinggi. Beberapa transistor juga dapat dirangkai sedemikian rupa sehingga berfungsi sebagai logic gate, memori, dan komponen-komponen lainnya.

Fungsi Transistor antara lain  :

  1. Sebagai penguat arus, tegangan dan daya (AC dan DC) 
  2. Sebagai penyearah 
  3. Sebagai mixer 
  4. Sebagai osilator 
  5. Sebagai switch
Pengertian dan Jenis Transistor
Bentuk FisikTransistor
Pengertian dan Jenis Transistor
Transistor PNP dan Simbol
Pengertian dan Jenis Transistor
Transistor NPN dan Simbol




Cara menguji transistor dengan Ohmeter, Perhatikan tabel hasil pengujian :

Kesimpulan menentukan kaki basis,emitor dan kolektor dengan hail pengujian pada tabel sebagai berikut :
  • Dari hasil tabel ditemukan bahwa kaki I adalah kaki Basis, dimana selama pengukuran harus ada kaki acuan (patokan) dan menunjukkan gejala ON, ON kemudian bila dibalik polaritasnya menunjukkan gejala OFF, OFF maka kaki basis ON pada saat dipasang polaritas negative atau OFF saat dipasang polaritas positif maka jenis transistor adalah PNP. 
  • Sedangkan untuk menentukan kaki emitor dan kolektor, kita harus menghitung nilai hambatan yang dimiliki oleh emitor dan kolektor. Apabila kaki II hambatannya lebih besar dari kaki III maka dapat kita simpulkan bahwa kaki II merupaka kolektor dan kaki III merupakan emitor.
Transistor mempunyai 3 jenis yaitu :
  1. Uni Junktion Transistor (UJT)
  2. Field Effect Transistor (FET)
  3. MOSFET
1. Uni Junktion Transistor (UJT)
Pengertian dan Jenis Transistor
Uni Junktion Transistor (UJT) adalah transistor yang mempunyai satu kaki emitor dan dua basis. Kegunaan transistor ini adalah terutama untuk switch elektronis. Ada Dua jenis UJT ialah UJT Kanal N dan UJT Kanal P.

2. Field Effect Transistor (FET)
Pengertian dan Jenis Transistor
Beberapa Kelebihan FET dibandingkan dengan transistor biasa ialah antara lain penguatannya yang besar, serta desah yang rendah. Karena harga FET yang lebih tinggi dari transistor, maka hanya digunakan pada bagian-bagian yang memang memerlukan. Bentuk fisik FET ada berbagai macam yang mirip dengan transistor.

Jenis FET ada dua yaitu Kanal N dan Kanal P. Kecuali itu terdapat pula macam FET ialah Junktion FET (JFET) dan Metal Oxide Semiconductor FET (MOSFET).

3. MOSFET
Pengertian dan Jenis Transistor
Bentuk Fisik Mosfet
MOSFET (Metal Oxide Semiconductor FET) adalah suatu jenis FET yang mempunyai satu Drain, satu Source dan satu atau dua Gate. MOSFET mempunyai input impedance yang sangat tinggi. Mengingat harga yang cukup tinggi, maka MOSFET hanya digunakan pada bagian bagian yang benar-benar memerlukannya. Penggunaannya misalnya sebagai RF amplifier pada receiver untuk memperoleh amplifikasi yang tinggi dengan desah yang rendah.
Pengertian dan Jenis Transistor
Simbol MOSFET
Dalam pengemasan dan perakitan dengan menggunakan MOSFET perlu diperhatiakan bahwa komponen ini tidak tahan terhadap elektrostatik, mengemasnya menggunakan kertas timah, pematriannya menggunakan jenis solder yang khusus untuk pematrian MOSFET. Seperti halnya pada FET, terdapat dua macam MOSFET ialah Kanal P dan Kanal N.
Prinsip Kerja Transistor
Dari banyak tipe-tipe transistor modern, pada awalnya ada dua tipe dasar transistor, bipolar junction transistor (BJT atau transistor bipolar) dan field-effect transistor (FET), yang masing-masing bekerja secara berbeda.
Transistor bipolar dinamakan demikian karena kanal konduksi utamanya menggunakan dua polaritas pembawa muatan: elektron dan lubang, untuk membawa arus listrik. Dalam BJT, arus listrik utama harus melewati satu daerah/lapisan pembatas dinamakan depletion zone, dan ketebalan lapisan ini dapat diatur dengan kecepatan tinggi dengan tujuan untuk mengatur aliran arus utama tersebut.
FET (juga dinamakan transistor unipolar) hanya menggunakan satu jenis pembawa muatan (elektron atau hole, tergantung dari tipe FET). Dalam FET, arus listrik utama mengalir dalam satu kanal konduksi sempit dengan depletion zone di kedua sisinya (dibandingkan dengan transistor bipolar dimana daerah Basis memotong arah arus listrik utama). Dan ketebalan dari daerah perbatasan ini dapat dirubah dengan perubahan tegangan yang diberikan, untuk mengubah ketebalan kanal konduksi tersebut. Lihat artikel untuk masing-masing tipe untuk penjelasan yang lebih lanjut.

Macam Macam Transistor
Macam-macam transistor secara umum dibedakan menjadi:
- Materi semikonduktor: Germanium, Silikon, Gallium Arsenide
- Kemasan fisik: Through Hole Metal, Through Hole Plastic, Surface Mount, IC, dan lain-lain
- Tipe: UJT, BJT, JFET, IGFET (MOSFET), IGBT, HBT, MISFET, VMOSFET, MESFET, HEMT, SCR serta pengembangan dari transistor yaitu IC (Integrated Circuit) dan lain-lain.
- Polaritas: NPN atau N-channel, PNP atau P-channel
- Maximum kapasitas daya: Low Power, Medium Power, High Power
- Maximum frekwensi kerja: Low, Medium, atau High Frequency, RF transistor, Microwave, dan lain-lain
- Aplikasi: Amplifier, Saklar, General Purpose, Audio, Tegangan Tinggi, dan lain-lain

PNP  NPN   P-Chanel  N-Chanel

Transistor yang biasa dipakai dalam barang-barang elektronik terutama TV dan monitor adalah yang berjenis NPN/PNP dan MOSFET. Tipe-tipe transistor juga tidak harus sama, tetapi biasanya ada beberapa seri yang bisa dipakai sebagai ganti kalau salah satu tipe tidak dijumpai.

Kalau saya pribadi biasanya jika ingin mengganti sebuah transistor terlebih dahulu melihat kegunaan atau fungsi dari transistor tersebut, jika transistor tersebut digunakan sebagai penguat maka dalam menggantinya tidak harus sama tipe, tetapi bisa mencari yang sama fungsi dan penguatannya, atau mencari tipe yang paling dekat.

Demikian penjelasan tentang transistor yang panjang lebar, semoga bisa bermanfaat untuk menambah kamus pengetahuan kita, siapa tahu suatu saat kita memerlukannya.
Created: Sutarman